Senin, 29 Oktober 2012

Materi Pendukung Kuliah Viktimologi

MALANG, KOMPAS.com — Praktik bisnis "ayam kampus" tak hanya terjadi di kota pelajar
Yogyakarta . Di Malang, Jawa Timur, yang memiliki sebutan kota pendidikan juga menjamur
bisnis tersebut. Pelakunya adalah oknum mahasiswi yang kuliah di sejumlah perguruan tinggi,
baik swasta maupun negeri, yang ada di Malang.
Dari pengakuan salah satu pelaku ayam kampus di Malang, ia nekat terjun ke dunia bisnis
esek-esek karena keperawanannya sudah direnggut sejak masih duduk di bangku SMP. Dari
penelusuran Kompas.com, mayoritas umur mahasiswa yang berprofesi ayam kampus berumur
19 hingga 22 tahun.
"Dari teman-teman saya yang masuk ke dunia itu (ayam kampus), mayoritas karena sudah
tidak perawan sejak SMP. Ada yang sejak SMA. Saat pacaran, sang pacar mengajak
berhubungan. Ancaman jika tak mau (berhubungan intim) akan diputus. Terpaksa harus mau
karena saat itu masih cinta monyet," aku DY (20), salah seorang mahasiswi yang ditemui
Kompas.com, di sebuah kafe di Kota Malang, Minggu (28/10/2012) malam.
Sebutan ayam kampus itu sudah menjadi istilah umum bagi para mahasiswi yang menyambi
menjadi pekerja seks komersial (PSK) terselubung.
Menurut DY, sebagian besar ayam kampus di Malang berlatar belakang dari keluarga yang
bermasalah (broken home). Bukan hanya karena faktor impitan ekonomi. "Setahu saya, dari
keluarga mampu semua. Ada yang memang faktor ekonomi, tapi tidak banyak, bahkan jarang.
Itu yang saya kenal," aku DY yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis.
Ditanya soal operasi dan cara transaksinya, DY menceritakan, untuk di Malang, trennya sudah
mulai berubah. "Jika awal-awal, asal ada yang 'pesan', harga cocok, siap aja. Tapi tren
sekarang para ayam kampus memilih aman. Yakni 'dipelihara' oleh para om-om atau
pengusaha atau pejabat penting. Kalau pejabat jarang yang dari Malang sendiri, tapi dari luar
Malang," akunya.
Para pejabat, lanjut DY, datang ke Malang biasanya di hari-hari libur akhir pekan. Tinggalnya
di hotel atau di sebuah vila seperti di Kota Batu. "Jika pengusaha tergantung panggilan,"
katanya.
Menurutnya, ayam kampus yang "dipelihara" biasanya dibayar secara bulanan. "Umumnya,
kalau sudah ada yang memelihara, per bulannya minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 10 juta.
Kalau harga sekali 'main' umumnya ayam kampus di Malang dibanderol paling rendah Rp
500.000. Maksimal Rp 1 juta," ujar DY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar